Keep Smile Always and Forever

Selasa, 05 April 2011

KEANEKARAGAMAN HAYATI


RUANG LINGKUP BIOLOGI
Biologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bios’ yang berarti hidup dan ‘logos’ yang berarti ilmu.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Apakah makhluk hidup itu? Dirimu, orang tuamu,
hewan peliharaanmu, pohon-pohon di halamanmu, semuanya adalah contoh makhluk hidup yang ada di
sekitar kita. Mulai dari paus raksasa hingga kuman kecil di atas bukumu. Makhluk hidup ada berkilo-kilo
meter di atmosfer hingga ke lautan terdalam.
Pendahuluan
Biologi adalah ilmu tentang makhluk hidup. Biologi mempelajari makhluk hidup dan segala aspek yang menyertainya, mulai dari proses biokimia di dalam sel sampai pada tingkatan ekosistem, bahkan hingga ke perubahan iklim global.
Pada awal perkembangannya, ahli biologi banyak mempelajari tingkatan organism. Tentu kita
masih ingat apa yang dilakukan oleh Antony Van Leuwenhoek dan Carolus Linneaus. Leuwenhoek
banyak mempelajari organism mikroskopis setelah ia menemukan mikroskop. Sejak itu manusia
menyadari bahwa di lingkungan terdapat berbagai macam organisme yang tak tampak oleh mata. Carolus
Linnaeus mencetuskan system penamaan spesies dan penamaan berbagai macam tumbuhan. Pada masa
itu kajian tentang gen dan biokimia sel belum dilakukan.
Selain mengkaji tingkatan organism, ahli biologi saat ini lebih banyak menfokuskan penelitiannya
pada tingkatan molekul, misalnya proses biokimia di dalam sel, bagaimana otak manusia bekerja,
komposisi gen, dan kerja system organ. Kajian para ahli pada gen dimulai sejak ditemukannya struktur
DNA dan RNA oleh James Watson dan Francis Crick. Gen dan urutan DNA manusia merupakan topic
kajian dalam biologi yang menarik karena memungkinkan para ahli dapat memecahkan misteri perilaku
manusia dan penyakit menurun.
Peneliti biologi saat ini juga sedang mencari sumber makanan baru, baik untuk menemukan jenis
organism baru maupun cara menstimulasi suatu tumbuhan dan hewan agar berkembang lebih cepat
sehinga menghasilkan sumber makanan dalam waktu yang singkat.
Apakah ahli biologi dapat menjawab semua tantangan tersebut saat ini? Tentu tidak. Ini berarti
bahwa kita dapat belajar menjadi peneliti untuk menjawab permasalahan biologi yang selalu berkembang.
Selain pengembangan biologi, terdapat pula pengembangan penerapan biologi yang dikenal
sebagai biologi terapan. Tujuan penerapan ilmu adalah agar ilmu itu dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia. bidang yang tergolong biologi terapan misalnya kesehatan, pertanian,
perikanan, kedokteran, bioteknologi, dan farmasi.
A. Lingkup Biologi
Sesuai dengan penamaannya, biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Apa yang disebut hidup? Definisi tentang hidup tidak dipelajari dalam biologi. Biologi hanya mempelajari bagaimana proses di dalam jasad atau dengan kata lain mempelajari ciri-ciri makhluk hidup.
1. Ciri-ciri Makhluk Hidup
Di alam terapat penggolongan benda ke dalam kelompok makhluk hidup dan benda mati.
Perbedaan keduanya didasarkan pada ciri-ciri hidup. Benda mati tidak memiliki ciri-ciri kehidupan,
sedangkan benda hidup memiliki ciri-ciri hidup. Para pakar biologi telah menyepakati bahwa makhluk
hidup memiliki ciri-ciri hidup sebagai berikut:
a. Membutuhkan nutrisi
Setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi. Bentuk dari nutrisi ini berbeda tergantung pada jenis
makhluk hidup. Tumbuhan memerlukan nutrisi berupa zat organic, sedangkan jamur, protozoa,
invertebrate, vertebrata, dan manusia memerlukan zat anorganik. Zat organic adalah zat yang tersusun
atas senyawa karbon kompleks. Zat organic disusun dari zat-zat anorganik, terutama melalui proses
fotosintesis. Proses fotosintesis hanya terjadi pada tumbuhan. Oleh karena itulah semua makhluk hidup yang tidak mampu berfotosintesis, misalnya jamur dan hewan, sangat tergantung pada tumbuhan untuk mendapatkan makanan (zat organic). Nutrient yang dikonsumsi makhluk hidup digunakan antara lain untuk pertumbuhan, reproduksi, dan sumber energy.
b. Transportasi Sel
Nutrient, oksigen, serta zat-zat lain yang diperlukan makhluk hidup harus diangkut menuju sel
yang memerlukan, sedangkan karbondiosida dan sisa metabolism harus dikeluarkan. Jadi, di dalam tubuh
organism harus ada mekanisme transportasi. Contoh system transportasi pada hewan vertebrata adalah
system peredaran darah.
c. Respirasi
Respirasi merupakan proses pemecahan zat organic (karbohidrat, lemak, protein) menjadi zat
anorganik (CO2) dan air serta menghasilkan energy. Jadi, tujuan utama proses respirasi adalah
menghasilkan energy. Proses respirasi terjadi di dalam semua sel. Proses respirasi dibedakan menjadi dua
berdasarkan kebutuhan oksigennya, yaitu respirasi aerobic yang menggunakan oksigen, dan respirasi
anaerobic (fermentasi) yang tidaki membutuhkan oksigen. Jumlah energy yang dihasilkan pada proses
aerob lebih banyak daripada proses anaerob.
Jika kulit tubuh suatu organism merupakan lapisan yang kedap (tidak dapat tembus) oksigen,
maka perlu ada mekanisme pengangkutan oksigen ke dalam tubuh dan pengangkutan karbondioksida ke
luar tubuh yang disebut proses bernapas. Proses bernapas sering disamakan dengan proses respirasi.
Tahukah kamu perbedaannya?
d. Metabolisme
Di dalam tubuh organism terjadi proses reaksi kimia yang dibantu oleh enzim. Reaksi tersebut dinamakan metabolism. Proses metabolism dapat dibedakan atas reaksikatabolisme dananabolisme. Katabolisme merupakan proses pembongkaran zat organic kompleks menjadi zat organic sederhana. Misalnya, pembongkaran karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi asam-asam lemak, glukosa menjadi CO2 dan H2O, protein menjadi NH3, CO2, dan H2O. jadi, proses respirasi merupakan proses katabolisme.
Proses anabolisme merupakan proses penyusunan, misalnya pembentukan lemak, peotein, dan zat
organic kompleks (karbohidrat, vitamin). Proses anabolisme dan katabolisme dikendalikan oleh enzim.
e. Ekskresi
Ekskresi merupakan pengeluaran senyawa sisa-sisa proses metabolism. Sisa metabolism yang
dikeluarkan melalui proses ekskresi, misalnya karbondioksida, uap air, dan ammonia.
f. Pertumbuhan dan perkembangan
Proses penyusunan dan penumpukan zat organic menybabkan organism mengalami pertambahan
jumlah senyawa kimia, volume sel, dan jumlah sel. Perubahan tersebut dinamakan pertumbuhan. Pada
organism yang memiliki jaringan (jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk, ciri, struktur, dan
fungsi yang sama), pertambahan jumlah sel selalu diikuti dengan proses diferensiasi dan spesialisasi.
Artinya sel-sel yang mula-mula sejenis mengalami perubahan membentuk jaringan dengan ciri-ciri
khusus.
Pertumbuhan diikuti dengan proses perubahan menuju dewasa. Pada manusia misalnya terjadi
perubahan zigot menjadi embrio kemudian menjadi janin (bayi) dan pada usia tertentu terjadi proses
perubahan menjadi dewasa. Proses pendewasaan disebut perkembangan. Pembentukan bunga pada
tanaman juga merupakan proses perkembangan.
g. Reproduksi
Setiap organism melakukan perbanyakan. Organism bersel tunggal melakukan pembelahan dirinya dari 1 menjadi 2, dari 2 menjadi 4, dan seterusnya. Organism bersel banyak, misalnya alga, melepaskan sebagian tubuhnya untuk membentuk individu baru. Pada manusia dan vertebrata terjadi
proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina. Jika sel kelamin jantan melebur dengan sel kelamin betina, akan terbentuk individu baru. Proses menghasilkan keturunan ini disebut reproduksi. Setiap jenis organism melakukan proses reproduksi untuk melestarikan jenisnya.
h. Regulasi dan kepekaan menanggapi rangsang
Di dalam tubuh organism terdapat proses pengaturan kesetimbangan dalam tubuh atau
homeostasis. Hewan berdarah panas (homoiotermik) memiliki thermostat untuk mengatur suhu tubuhnya
agar konstan meskipun suhu di luar tubuh berubah-ubah. Proses reaksi enzimatis juga dikendalikan oleh
produk akhir agar tidak berlebihan.
Proses regulasi juga terkait dengan kemampuan menaggapi rangsang. Pada mamalia (hewan
menyusui), terjadi proses pengaturan intensitas cahaya yang masuk dalam mata agar tidak merusak lensa
mata. Proses pengaturan cahaya ini dilakukan oleh pupil mata. Tumbuhan juga memiliki kepekaan
terhadap rangsang, misalnya tumbuhan akan tumbuh ke arah cahaya.
i. Adaptasi
Organisme memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Penyesuaian diri
terhadap factor lingkungan pada waktu relative pendek disebut toleransi. Penyesuaian diri dalam waktu
yang relative panjang disebut dengan adaptasi. Organism yang tidak mampu melakukan adaptasi biasanya
akan pindah ke tempat lain atau mengalami kematian.
2. Ruang Lingkup Biologi dan Permasalahannya
System biologi terbentang dari lingkup yang paling kecil yaitu molekul, hingga lingkup bioma di permukaan bumi. Dalam system molekul, biologi mempelajari berbagai macam struktur dan ciri molekul yang melakukan reaksi penyusunan dan pembongkaran.
Gambar Bagan Ruang Lingkup Biologi
Molekul-molekul tersebut berinteraksi membentuk sel. Sel berinteraksi menyusun jaringan dan
beberapa jaringan menyusun organ. System organ berinteraksi menyusun tubuh makhluk hidup.
Setiap individu makhluk hidup berinteraksi membentuk kumpulan individu sejenis yang dikenal
dengan populasi. Interaksi populasi dengan populasi lain membentuk komunitas. Komunitas dengan
lingkungan abiotik menyusun ekosistem. Berbagai ekosistem berinteraksi menyusun bioma. Dan interaksi
antarbioma di permukaan bumi membentuk lapisan makhluk hidup di bumi yang dikenal sebagai biosfer.
http://htmlimg4.scribdassets.com/anzhb29r2rrxj40/images/4-697ca8f2bf/000.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/anzhb29r2rrxj40/images/4-697ca8f2bf/000.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/anzhb29r2rrxj40/images/4-697ca8f2bf/000.jpg
Biologi sangat bermanfaat bagi kehidupan. Manfaat tersebut antara lain:
Membantu dalam menemukan dan mengembangkan:
Bahan makanan
Bahan pakaian
Bahan peralatan dan perumahan
Energy
Menemukan penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia, hewan,
maupun tumbuhan.
Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan pengendali proses kehidupan
(gen).
Mengkaji dan melestarikan lingkungan untuk kelestarian kehidupan.
B. Perkembangan Biologi
Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu. Mengembangkan
ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan dapat berdasarkan hasil penelitian orang lain.
Jadi, ilmu pengetahuan tidak muncul dari merenung dan bersemedi menunggu datangnya wangsit,
melainkan dari membaca informasi. Semakin banyak membaca, semakin banyak persoalan yang ingin
kita ketahui. Dengan membaca, kita dapat melanjutkan hasil penelitian orang lain untuk ikut serta
memperbesar pohon ilmu. Dari hasil penelitian orang lain kita dapat mengemukakan pertanyaan sehingga
kita ingin tahu jawaban atas pertanyaan tersebut. Tanpa rasa ingin tahu, ilmu pengetahuan akan berhenti.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat diibaratkan sebagai pohon yang semakin membesar dan
menghasilkan cabang, anak cabang, ranting, dan seterusnya hingga pohon tersebut semakin rimbun.
Biologi misalnya, kini memiliki cabang-cabang biologi yang semakin spesifik dengan objek kajian yang
semakin khusus.
Mengapa ilmu berkembang? Mengapa biologi memiliki banyak cabang ilmu? Ketika pikiran
mausia masih sangat terbatas, maka terbatas pula kajian keilmuan. Ilmu mulai berkembang ketika
manusia berpikir untuk menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya dan masalah tersebut semakin
banyak.
Tabel Cabang-cabang Biologi
No.
Nama Cabang Biologi
Bidang Kajian yang Dipelajari
1
Sitologi
Sel
2
Embriologi
Perkembangan embrio
3
Histology
Jaringan hewan
4
Anatomi
Bagian-bagian dari struktur tubuh makhluk hidup
5
Morfologi
Bentuk luar tubuh makhluk hidup
6
Fisiologi
Faal (kerja fungsi) organ tubuh
7
Genetika
Hukum-hukum pewarisan sifat
8
Ekologi
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
9
Zoology
Hewan
10 Botani
Tumbuhan
11 Mikrobiologi
Mikroorganisme
12 Mikologi
Jamur
13 Paleontology
Fosil dan hubungannya dengan sejarah bumi
14 Evolusi
Perkembangan makhluk hidup dari tingkat rendah ke tingkat tinggi
15 Ornitologi
Burung
Kalau kita mencermati cabang-cabang biologi pada table diatas, terlihat bahwa ada cabang
biologi yang dasar pemikirannya adalah taksonomis, misalnya zoology, botani, dan ornitologi. Ada pula
yang dasar pemikirannya adalah fungsi, misalnya fisiologi, reproduksi, dan genetika. Bagaimana kaitan
antara cabang biologi yang didasarkan pada aspek taksonomis dan fungsi?
C. Belajar Biologi
Kalian perlu mengetahui bahwa para penemu teori dan hukum-hukum dalam IPA bukanlah orang-
orang yang super. Mereka adalah orang-orang biasa bahkan ada yang kurang berhasil di sekolah. Mereka
bukanlah orang-orang yang memiliki IQ tinggi dan jenius. Kelebihannya adalah, mereka senantiasa tekun,
rajin, dan tidak mengenal putus asa. Kecerdasan saja tidak menjamin seseorang berhasil. Keberhasilan
lebih ditentukan oleh kerja keras dan ketekunan.
Mengapa kalian perlu berlatih? Kalian berlatih agar kalian belajar melakukan keterampilan
proses. Sebab, belajar dengan keterampilan proses memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan
fakta dan pendekatan konsep. Berikut ini perbedaan ketiganya.
1. Pendekatan Fakta
Belajar dengan pendekatan fakta adalah belajar menghafalkan fakta-fakta. Misalnya
menghafalkan nama, definisi, dan gambar. Belajar dengan cara demikian selain melelahkan juga data-data
yang dihafalkan mudah terlupakan. Hal ini disebabkan daya ingat setiap orang terbatas. Berapa fakta yang
kalian dengar dan lihat sejak pagi hingga sekarang dan berapa fakta yang kalian ingat saat ini? Sedikit
bukan? Belajar dengan fakta berarti menganggap bahwa ilmu hanya sebagai gudang fakta. Akibatnya,
kalian pasif dan hanya senang mendengarkan ceramah guru yang bercerita. Kalian menjadi seperti gelas
kosong yang harus dituangi ilmu.
2. Pendekatan Konsep
Konsep adalah hubungan dua fakta atau lebih yang membentuk satu pengertian. Misalnya,
apakah pernapasan aerobic itu, apakah system saraf tangga tali itu, dan apakah tumbuhan monokotil itu.
Belajar dengan pendekatan konsep lebih baik daripada pendekatan fakta. Hanya saja kalian masih pasif
dan belum berupaya sendiri. Kalian masih bersikap sebagai “consumer” ilmu pengetahuan.
3. Pendekatan Keterampilan Proses
Belajar dengan pendekatan keterampilan proses adalah belajar sebagaimana cara ilmuwan
mendapatkan ilmu. Siswa mendapatkan sendiri fakta dan konsep. Hasil belajar yang demikian dapat
bertahan dalam waktu lama serta dapat membentuk sikap dan keterampilan ilmiah. Hasil belajar dapat
diterapkan untuk memecahkan persoalan-persoalan lain yang dihadapi siswa. Siswa menjadi aktif dan
kreatif. Siswa akan dapat menemukan ilmu itu sendiri.
Berdasarkan pemahaman tersebut, hendaknya kalian mencamkan prinsip berikut ini: “Mendengar
aku bias lupa, melihat aku bias ingat, dan melakukan aku bias lebih memahami”. Oleh karena itu dalam
belajar biologi kalian harus belajar dengan pendekatan keterampilan proses.
D. Metode Ilmiah
Belajar dan bekerja dalam bidang biologi atau IPA pada umumnya, akan berhubungan erat
dengan tahapan-tahapan proses yang disebut metode ilmiah. Melalui metode ilmiah inilah berbagai
penemuan ilmu pengetahuan terjadi. Bekerja secara ilmiah meliputi tahapan observasi, mengemukakan
hipotesis berdasarkan data hasil observasi, melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis, menganalisis
hasil eksperimen, dan menimpulkan berdasarkan hasil eksperimen. Untuk dapat memiliki keterampilan
proses dalam melakukan metode ilmiah, kalian juga perlu memahami ciri-ciri IPA.
1. Ciri-ciri IPA
Apakah IPA itu? Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala alam untuk
memahami alam apa adanya. Dengan mempelajari rahasia alam, orang mencoba menerapkannya untuk
kesejahteraan umat manusia. jadi, pada hakikatnya ilmu itu telah “tersedia dan tersembunyi” di alam dan
KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut
serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
Dari hasil pengamatan atau observasi di halaman kamous, Anda telah
menemukan adanya keseragaman dan keberagaman pada makhluk hidup.
.
TUMBUHAN
- Mangga dan jambu memiliki sistem perakaran tunggang, urat daun menyirip,
berbiji tertutup dan lain-lain.
- Kelapa dan bambu memiliki sistem perakaran serabut, urat daun sejajar dan
lain-lain.
HEHEWAN
- KKucing dan anjing dilindungi oleh rambut, reproduksi secara generatif,
menyusui
dan
lain-lain. - BBelalang dan kupu-kupu memiliki kaki 6 buah atau 3 pasang (Hexapoda), tubuh menjadi 3 bagian ( kepala, dada, dan perut ), bersayap dan lain-lain.
. Kesimpulan
Ada keseragaman dan keberagaman dari berbagai jenis tumbuham dan
hewan.
Bagaimana apakah Anda masih mengalami kesulitan? Kalau tidak mari kita
lanjutkan dengan uraian materi tentang keanekaragaman hayati tingkat gen,
jenis, dan ekosistem.
http://htmlimg1.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/3-40d7e60cf4/000.jpghttp://html.scribd.com/732u326pinab1z4/images/3-40d7e60cf4/000.jpg
1. KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan
keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu
http://htmlimg2.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/4-ef571887f6/000.pnghttp://htmlimg2.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/4-ef571887f6/000.pnghttp://htmlimg2.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/4-ef571887f6/000.pnghttp://htmlimg3.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/4-ef571887f6/001.jpg
3. Keanekaragaman Hayati TingkatEkosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.
Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c)
gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan- lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan
dapat
merubah
ekosistem
sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.
Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).
Untuk lebih memahami materi tersebut, silakan Anda simak uraian mengenai
keaneragaman hayati yang terdapat di Indonesia berikut ini!
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo- Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora Malesiana.
http://htmlimg1.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/7-42a1cca413/000.jpg
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non–Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3.Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4.Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1.Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
2. Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R. contleyi (Sumatra bagian timur).
http://htmlimg3.scribdassets.com/732u326pinab1z4/images/10-999abee199/000.jpg
Gambar 2. Hewan dan tumbuhan endemikangka di Indonesia (a) jalak bali (b)
burung maleo (c) komodo (d) rafflesia arnoldi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar